Bulan Juli 2019 yang lalu, film Avengers Endgame berhasil mengalahkan film Avatar sebagai film berpendapatan terbesar sepanjang masa. Film Avengers Endgame ini adalah film ke-22 dari rangkaian film-film Marvel yang disebut Marvel Cinematic Universe (MCU). Kesuksesan Marvel melalui MCU menjadi pelopor dari suatu tren yang baru dalam dunia perfilman. Konsep cinematic universe ini akhirnya diminati banyak studio-studio Hollywood lainnya. Mereka juga berupaya untuk menciptakan cinematic universe– nya sendiri, seperti DC Extended Universe, Spider-Verse, dan MonsterVerse.

Kesuksesan Marvel tidak lepas dari kemampuannya menciptakan film-film yang berbeda-beda genre, pergumulan, dan alur cerita, namun tetap ada keterkaitan antara film yang satu dengan film lainnya, baik dalam bentuk hint, karakter, maupun alur cerita. Sebagai contoh, grup superhero Avengers baru terbentuk di film keenam MCU, The Avengers (2012), namun kemunculannya sudah “dinubuatkan” sejak film pertama, Iron Man (2008). Musuh utama para Avengers, yaitu Thanos, sudah dimunculkan sekilas dalam film The Avengers dan Guardians of the Galaxy (2014), namun baru benar-benar menjadi antagonis utama dalam film Avengers Infinity War (2018) dan Avengers Endgame. Infinity stones yang merupakan relik yang diperebutkan dalam kedua film Avengers ini pun sudah dimunculkan satu per satu sejak film The Avengers, dan pada akhirnya, alur cerita MCU berujung di Avengers Endgame. Tidak berhenti di sini, Marvel bahkan sedang memulai babak baru lagi dalam film-film berikutnya.

Apa yang ditawarkan oleh Marvel melalui MCU sangat mirip dengan apa yang sudah terlebih dahulu ditawarkan oleh Kekristenan. Jauh sebelum Marvel menawarkan narasinya lewat MCU, Tuhan sudah memberikan narasinya melalui Alkitab, dan narasi ini dapat kita sebut sebagai Bible Cinematic Universe (BCU). Narasi BCU ini pun jauh melampaui narasi MCU. Kenapa demikian?

MCU vs BCU

 Alkitab adalah kumpulan dari Firman Tuhan kepada manusia melalui berbagai macam tulisan yang berbeda-beda genre dan bentuk. Ada kitab Kejadian yang berbentuk narasi, kitab Raja-Raja yang berbentuk catatan historis, kitab Mazmur yang berbentuk nyanyian dan puisi, kitab Amsal yang berbentuk kumpulan nasihat, dan sebagainya. Demikian pula dengan Perjanjian Baru, misalnya keempat Injil yang merupakan biografi Tuhan Yesus oleh empat orang saksi, surat Paulus kepada jemaat mula-mula, dan kitab Wahyu yang berisi tulisan apokaliptik. Akan tetapi, semua variasi itu tidak membuat Alkitab menjadi buku yang terfragmentasi karena ada benang merah yang menghubungkan seluruh kitab-kitab tersebut sehingga menjadi satu narasi besar.

Benang merah inilah yang membuat narasi BCU melampaui narasi MCU. Marvel hanya bisa menggunakan objek lain di luar dirinya, yaitu infinity stones yang adalah benda mati, untuk menjadi benang merah MCU, sedangkan Tuhan memasukkan diri-Nya sendiri yang hidup ke dalam narasi BCU dan bekerja di dalamnya. Marvel harus menggunakan seorang antagonis, yaitu Thanos yang penuh dengan kejahatan, untuk menyatukan narasi film-film MCU dan menyatukan para superhero di dalamnya. Sebaliknya, Tuhan memasukkan seorang protagonis ke dalam BCU untuk menyatukan semua narasi-narasi Alkitab, yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Christ in the Old Testament

Sejak permulaan, Alkitab telah memberikan hint tentang Yesus, jauh sebelum Dia datang ke dalam dunia ini. Seluruh kehidupan Kristus, mulai dari kisah kelahiran-Nya, apa yang dikerjakan-Nya, hingga kematian dan kebangkitan-Nya, sudah dinubuatkan di dalam Alkitab, khususnya dalam Perjanjian Lama, dan Kristus sendirilah yang menggenapi seluruh hint, gambaran, dan nubuatan tersebut ketika Dia berinkarnasi ke dalam dunia ini. Kristus adalah keturunan perempuan yang akan meremukkan kepala ular (Kej 3), domba Paskah yang disembelih untuk meloloskan umat Israel dari malaikat maut (Kel 12), korban penghapus dosa (Im 6), ular tembaga yang menyembuhkan Israel dari pagutan ular tedung (Bil 21), nabi seperti Musa yang dibangkitkan Tuhan (Ul 18), hakim yang melepaskan Israel dari penindasan (Hak 2), raja dan anak Daud yang kerajaannya kokoh untuk selama-lamanya (2 Sam 7, Yeh 37, Amos 9, Mik 5, Zak 9), Allah yang membebaskan umat-Nya dengan tangan yang kuat (Neh 1), Dia yang harus menderita, dicela dan dihina oleh orang banyak (Mzm 22, Yes 53), yang diurapi (Dan 9), dan seterusnya.

Dari kitab Kejadian sampai kitab Maleakhi, hint tentang kedatangan Yesus terus diberikan sampai waktunya genap dan Dia benar-benar berinkarnasi ke dunia ini; pada saat itulah, klimaks pertama dari BCU dimulai. Kelahiran Kristus di Betlehem menjadi permulaan (beginning) dari klimaks pertama narasi BCU, sedangkan kematian-Nya di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya dari kematian menjadi akhir (ending) dari klimaks pertama narasi BCU.

Contemplate…

 Selama kita menjadi orang Kristen, apakah kita sudah pernah membaca Alkitab dari awal hingga akhir, dari Kejadian hingga Wahyu? Apakah kita sudah membaca Alkitab sebagai satu kesatuan yang utuh? Apakah kita bisa menemukan Kristus di dalam setiap kitab tersebut? Apakah kita bisa melihat keindahan dan keutuhan alur narasi yang dirangkai oleh Tuhan? Ataukah kita lebih terpukau oleh alur narasi yang dirangkai oleh dunia dan Hollywood?

Marilah kita mengubah cara kita membaca dan merenungkan Alkitab. Marilah kita belajar untuk menemukan kehadiran Kristus dan merenungkan Kristus di dalam setiap kitab yang kita baca. Kiranya Tuhan menyegarkan kembali gairah kita di dalam membaca dan merenungkan Firman Tuhan.

Soli Deo Gloria!

(To be continued…)