“Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah  hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu. Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.” (Mazmur 26:1-3)

Saudara-saudara sekalian, dalam konteks apa kita memikirkan akan tema ini pada pagi ini, manusia dicipta oleh Tuhan sebagai makhluk yang relatif, artinya sebagai makhluk yang berhubungan dengan orang lain. Tidak mungkin tidak kita berhubungan dengan hal lain, orang lain, urusan yang lain, perkara yang lain dan di dalam konteks ini, kita bukanlah kebenaran itu sendiri. Kita perlu kebenaran Tuhan, kita perlu Tuhan, kita perlu kekudusan Tuhan. Itulah sebabnya manusia tidak mungkin memutlakkan dirinya sendiri. Kita mesti mengevaluasi diri kita dan mesti memikirkan akan hati kita dan hidup kita di hadapan Tuhan. Maka, di dalam konteks ini kita memikirkan beberapa ayat pada pagi ini, berkenaan dengan evaluasi. Ini adalah inti dari khotbah ini, berkaitan dengan evaluasi, dengan sikap hati yang perlu kita pikirkan.

Dalam ayat 1 (Mazmur 26), sebenarnya dipakai istilah Bahasa Inggris “vindicate”, bukan hanya “berilah aku keadilan”, tetapi nyatakanlah yang benar bahwa aku itu memang bersikap secara benar. Daud dengan jujur dan rendah hati, menyatakan fakta yang sesungguhnya di hadapan Tuhan sesungguhnya apa sikap hati dia, apa yang sesungguhnya ada di dalam hati dia yang menjadi sikap hati dia. Singkatnya, dia ingin mengatakan “saya clear di hadapan Tuhan”. Di hadapan Tuhan, saya clear, ini bukan kesombongan, ini adalah kejujuran yang rendah hati mengakui fakta di hadapan Tuhan bahwa dia clear.

“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah aku jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal! (Mazmur 139:23-24)

Maka, saudara-saudara, ada dua hal di sini. Yang pertama, oh Tuhan, periksalah hatiku apakah aku mencintai yang Tuhan cintai. Yang kedua, Tuhan, periksalah hatiku apakah aku mempunyai sikap hati seperti orang-orang yang tidak mengenal Tuhan atau tidak. Dia minta Tuhan memeriksa hati dia. Kita perlu berdoa seperti ini.

Saudara-saudara, ayat yang ke-2, periksa hati kita. Daud meminta kepada Tuhan, selidikilah hatiku, batinku, kalau ada yang serong, ada idolatrous way, kiranya Tuhan arahkan kembali kepada jalan yang benar. Tuhan, periksalah hatiku, aku sikap hatiku benar ngga? Sikap hatiku ketika marah kepada anak, demi kebenaran atau karena saya emosi? Sikap hatiku ketika bicara kepada orang di kantor, sikap hatiku benar atau ngga benar? Evaluasi dirimu sendiri, jangan evaluasi orang lain.

“Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.” (2 Kor 13:5)

Dua istilah dipakai di sini, saudara-saudara, dalam yang ke-5, ujilah dan selidikilah. Ujilah, “pirazo”= determine the nature of something. Yang kedua, “dokimazo”= test the genuineness of something. “Pirazo” dan “dokimazo” berbicara soal kenalilah inti dan kenalilah kemurnian. Carilah inti, carilah kemurnian. Evaluasi dirimu. Hidupmu ini intinya apa, pelayananmu intinya apa, pernikahanmu intinya apa. Itu pertama. Yang kedua adalah test the genuineness of something, kenalilah kemurnian. Ada kemurnian ngga? Dalam pernikahanmu ada kemurnian ngga? Dalam pelayananmu, ada kemurnian ngga? Dalam pekerjaanmu ada kemurnian ngga? Ngga usah evaluasi orang lain. Ngga usah cek orang lain. Dalam hidupmu, ada kemurnian ngga?

“dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan” (Efesus 2:10)

Try to discern, berbicara soal spiritual discernment. Ada waktu untuk bergumul apa yang berkenan kepada Tuhan. Kadang-kadang kita bergumul, makin berat pergumulan hidup Kristen kita untuk menjalankan ayat ini. Try to discern what is pleasing to the Lord. Makin tidak gampang. Bicara, tindakan, keputusan, karena kita menjalani hidup di tengah-tengah kehidupan yang gampang.

“dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat, ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” (1 Tes 5:20-21)

Ujilah segala sesuatu meskipun Roh Kudus itu memberikan semangat pasti benar, tapi tidak semua semangat itu boleh diterima. Kira-kira itulah konteks paling dekat, saudara. Janganlah anggap rendah nubuat-nubuat, jangan anggap rendah pemberitaan-pemberitaan, tapi tidak berarti semua pemberitaan itu benar. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Uji apa saja, saudara? Tadi bagian awal khotbah ini, bicara soal sikap hati, mari kita uji sikap hati, sampai kepada belakang khotbah ini, uji yang di luar. Apa yang ada di luar kita, itu kita uji. Ujilah segala sesuatu. Poin saya sebagai penutup dari khotbah ini adalah kita harus mempunyai waktu untuk bergumul di hadapan Tuhan dalam segala hal. Ini poinnya, sikap hati kita, hidup kita, tindakan kita, kita harus mempunyai waktu bergumul di hadapan Tuhan.

(Transkrip oleh Tere)