Bersukacita di dalam kekudusan. Saudara-saudara, kalau orang berbuat dosa tidak damai itu perasaan atau pekerjaan roh kudus? Pekerjaan Roh Kudus. Kenapa? Karena Roma 8 mengatakan “Roh Kudus itu memberikan damai sejahtera.” Saudara-saudara, kalau orang sudah dipersatukan oleh Tuhan, suami istri, sudah dipersatukan oleh Tuhan, saudara jangan berpikir kalau saudara selingkuh itu pasangan tidak tahu. Kenapa bisa tahu? Because the holy spirit is in you. Roh Kudus ada dalam diri saudara lho. Itu sebabnya saudara2 sekalian Roh Kudus menggelisahkan orang yang berbuat dosa, Roh Kudus juga menggelisahkan pasangan dia yang sudah dipersatukan oleh Tuhan.

The Holy Spirit is in us. Itu kita mesti sadari. Tidak bisa orang itu tenang berbuat dosa, menikmati dalam dosa dia tenang seperti tidak terjadi apa-apa. Pasangan saya tidak tahu, tidak ada orang yang tahu. Aku bebas. Bebas berbuat dosa. Saudara-saudara, sekalipun skenario perselingkuhan itu didesain sedemikian canggih. Contohnya apa sedemikian canggih? Orang pukul 5 baru pulang kantor, dia pukul 5 sudah di rumah, hebat kan. Rapi, orang kantor tidak ada yang tahu semua, hebat sekali. Tetap bisa tahu tidak? Bisa tahu. Kenapa? The Holy Spirit is in you, dan saudara dipersatukan oleh Tuhan. Yang bisa bebas berbuat dosa adalah orang fasik, anak kerajaan gelap, orang bebal, itu bisa bebas berbuat dosa, kita tidak bisa saudara.

Maka mari kita berdoa seperti Daud: Restore to me the joy of Your salvation, biarlah kita menikmati sukacita di dalam Roh Kudus, menikmati sukacita di dalam kekudusan, menikmati sukacita mempelajari firman, menikmati sukacita mengikut Tuhan, menikmati sukacita berjalan bersama dengan Tuhan. Restore the joy, restore to me the joy of Your salvation. Roh Kudus ada dalam diri kita tidak akan membiarkan kita dengan tenang menikmati dosa. Jadi kalau pertama-tama, kita dibikin gelisah, yang kedua, pasangan kita dibikin tidak tenang. Nanti terus tidak bisa tidur, saya dengar kesaksian ini tidak satu dua kali, berkali-kali. Berkali-kali. Ada yang bilang begini, “ketika pasangan saya pergi dengan perempuan lain atau sama laki-laki lain, hati saya seperti tertusuk-tusuk”, padahal dia tidak tahu.

Kita diberikan oleh Tuhan, Roh kudus di dalam kita, diberikan oleh Tuhan kesadaran-kesadaran akan dosa saudara. Kita bukan berarti bicara sixth sense, oh ada sixth sense ya. Bisa ketahuan dolar bakal naik 5000, cepat beli, bukan! Itu bukan urusan Roh Kudus. Yohanes Pasal 16 berbicara salah satu pekerjaan Roh Kudus adalah menginsyafkan akan dosa-dosa. Itu urusan Roh Kudus. Bukan sixth sense, bukan itu.. Kegelisahan karena dosa. Jadi  mari kita menikmati kebenaran dalam Tuhan. Mari kita menikmati the joy of Your salvation, nikmati itu saja, bersyukur dalam Tuhan. Menikmati dalam Tuhan yang Tuhan berikan kepada kita. Harta benda yang Tuhan beri kepada kita, pekerjaan yang Tuhan beri kepada kita, pasangan yang Tuhan beri kepada kita, keluarga kita. Mari kita menikmati. Di dalam Roh Kudus bersukacita di dalam Roh Kudus. Menikmati saudara-saudara, senang bersama, bersyukur bersukacita.

Suami itu kalau pergi ke tempat lain jangan lupa telepon istrinya. Jangan lupa saudara telepon istri itu bukan jerat, itu bukan beban. Kadang-kadang saya tanya: “Telepon istri ga?”, “Gak”, “Lho yang ditelepon siapa?”, “Perempuan lain”, “Ya gimana dong?”, “Istri kok tidak ditelepon”. Memang mesti bicara sama istri, dan sebaiknya istri perlu juga mendengarkan . Kalau setiap suami pulang dikasih “siraman rohani”, suami juga tidak mau cerita. Baru ngomong satu kalimat, sudah “siraman rohani”. Langsung John Piper, Paul Washer, dll.

Karena itu, kalau ada pasangan begitu, saya bilang pertama suami saya beresin dulu, kedua setelah suami diberesin, istri evaluasi diri. Jangan pikir bahwa itu semata-semata kesalahan suami atau semata-semata kesalahan yang selingkuh. Pasangannya juga harus evaluasi diri. Apa begitu atau tidak. Kadang-kadang setelah menikah sudah punya anak, anak diurus lupa suami. Hari ini dengar baik-baik kalimat di bawah ini : Dari kapanpun sampai kapanpun, pasangan pihak pertama itu Tuhan, pihak kedua itu suami istri. Tidak pernah anak itu pihak kedua. Sisanya itu pihak ketiga, termasuk anak. Kita tidak boleh lupa : pihak pertama itu Tuhan, pihak kedua itu suami istri. Anak itu pihak ketiga. Suami istri jangan setelah punya anak melalaikan tugas kepada pasangan. Kalau kebahagiaan hanya ditentukan dengan adanya anak bagaimana yang pasangan2 yang tidak diberi anak oleh Tuhan. Kita tidak boleh kacau. Pasangan kita ini jangan dilupakan.

Jadi, saudara-saudara sekalian, mari kita menikmati kebahagiaan yang Tuhan beri. Setiap orang dalam setiap rumah tangga, itu mengatur bagaimana caranya saudara-saudara menjalani kehidupan saudara, supaya setiap orang itu merasa nyaman sharing, bicara. Kalau dia tidak sharing sama saya, saya sharing sama siapa lagi? Istri musti berpikir begitu.

 

Restore to me the joy of Your salvation. Sukacita yang Roh Kudus beri, boleh kita nikmati. Orang yang sudah ada Roh Kudus di dalam hatinya, tidak mungkin tenang berbuat dosa. Kenapa? Because the Holy Spirit is in you, dan Roh Kudus akan menggelisahkan baik yang berbuat dosa maupun pasangannya. Itu tidak bisa lari. Jangan berpikir saya berbuat dosa pasangan saya tidak tahu. Itu tidak mungkin. Saya dengar kesaksian ini bukan satu dua kali, berpuluh-puluh kali. Selalu pasangan yang selingkuh, yang tidak selingkuh mengatakan: “Saya rasa Pak”. Itu bukan sixth sense. Itu bukan indra ke-enam, bukan, itu Roh Kudus bekerja. Kenapa? Sudah dipersatukan oleh Tuhan. Sama, setiap kali orang sudah diselamatkan dan dipersatukan oleh Tuhan, tidak mungkin Roh Kudus membiarkan saudara tenang berbuat dosa.

Amsal 14:16 Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.

Yang bisa merasa tenang dalam berbuat dosa adalah orang bebal. Orang fasik, anak kerajaan gelap. Semua anak Tuhan yang sudah ada Roh Kudus di dalamnya, Roh Kudus akan gelisahkan kita sampai kita bertobat.

(Transkrip oleh Vinson)