“Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.”

– Yudas 1:7

Orang Sodom intinya adalah mengejar kepuasan yang tak wajar. Satu kepuasan sudah jenuh, maka berganti kepada kepuasan tidak wajar lainnya. Kenapa demikian? Saya pernah membahas hal ini sebelumnya. Karena terdapat miskategori di dalam jiwa manusia jika dipuaskan dengan kepuasan materi. Jiwa manusia bersifat spiritual, tidak mungkin dipuaskan dengan hal materi. Sekali lagi, jiwa manusia bersifat spiritual, tidak mungkin dipuaskan dengan hal materi.

Saudara sekalian, kenapa seksualitas tidak mungkin memuaskan jiwa manusia? Karena miskategori. Seksualitas adalah materi, kepuasan tubuh. Sedangkan jiwa manusia bersifat spiritual. Pengejaran kepuasan terdalam adalah pengejaran kepuasan jiwani dalam hati. Jika ada orang yang ingin mengejar kepuasan melalui makanan, tidak mungkin dia menghabiskan dua puluh lima piring sekaligus. Kenapa? Karena kepuasan jiwa tidak terbatas, sedangkan materi ada batas, inilah miskategorinya.

Jiwa mengejar kepuasan tanpa henti. Inilah mengapa orang-orang yang Tuhan pakai di dalam Alkitab, ketika mereka mengejar kepuasan dalam Tuhan, mereka tidak mau berhenti. Setelah Yakub bergulat dengan Tuhan, Yakub berkata,

Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” – Kejadian 32:26

Musa berkata,

“Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.”

– Keluaran 33:15

Yosua ketika masuk ke dalam kemah Tuhan, ia tetap berada di dalam kemah Tuhan dan tidak mau pergi,

“Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.”

– Keluaran 33:11

Daud juga berkata,

“Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.”

– Mazmur 23:6

Daud ingin diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Kenapa Saudara? Karena jiwa mengejar kepuasan spiritual, dan hal ini hanya terdapat di dalam Tuhan. Suatu pengejaran yang tidak henti-henti. Kita tidak bisa menggantikan kepuasan spiritual dengan materi, karena materi memiliki batas. Kita tidak mungkin makan sampai dua puluh lima piring, sekalipun itu makanan paling enak sedunia. Kenapa orang bisa berdoa sampai delapan jam sehari? Sedangkan orang tidak mungkin menikmati kepuasan badani sampai delapan jam sehari? Saudara lihat miskategorinya. Makanan dan seksualitas itu ada batasnya. Sedangkan kepuasan jiwa di dalam Tuhan tidak henti-henti.

Orang Sodom terus menerus mengejar kepuasan yang tak wajar, berganti dari satu kepuasan ke kepuasan tak wajar lainnya. Karena ini miskategori. Kepuasan rohani diisi dengan materi. Ini salah. Sampai matipun tidak akan bisa terpuaskan. Orang di Thailand ada yang main game lima puluh jam beruntun. Setelah lima puluh jam, game over, termasuk pemainnya. Meninggal Saudara. Ini miskategori. Contoh lain, anggap kita dapat tiket murah untuk keliling dunia setiap hari. Sampai satu titik, Saudara akan berhenti. Sampai satu titik, ditawarkan tiket gratis pun akan Saudara tolak.

Agustinus mengatakan,

“Thou hast made us for thyself, O Lord, and our heart is restless until it finds its rest in thee.”

Kepuasan di dalam Tuhan lain. John Nelson High dari India berdoa selama tiga puluh jam, tidak berhenti. John Wells dari Inggris berdoa delapan sampai dengan sepuluh jam sehari, tidak berhenti. Kenapa bisa tidak berhenti Saudara? Karena kepuasan di dalam Tuhan tidak habis-habis. Orang melayani Tuhan, juga tidak berhenti. Membaca Firman Tuhan juga tidak berhenti. Ada orang yang sudah membaca Alkitab seratus kali dari Kejadian sampai Wahyu, tapi tetap membaca Alkitab tidak henti-henti.

Heran ya? Bandingkan dengan kepuasan materi. Seberapapun memuaskannya, sampai pada satu titik kita akan berhenti. Katakanlah alkohol, narkoba, atau seksual. Titik pertama adalah pseudopleasure atau kepuasan semu. Titik kedua adalah pergumulan. Titik ketiga adalah penyiksaan.

Amsal berkata,

“Orang yang kenyang menginjak-injak madu…”

– Amsal 27:7a

Di Nigeria pernah terjadi seorang pria mempunyai enam istri. Dia selalu mengerjai keenam istrinya. Satu waktu, enam istrinya ini bersekongkol untuk sama-sama memperkosa dia sampai mati. Kasihan sekali orang-orang yang mengejar kepuasan di luar Tuhan.

Karena itu Saudara, kenikmatan yang Tuhan berikan kepada kita, baik itu makanan, seksual atau apapun itu, harus dikuduskan. Jika tidak, kasihan sekali.