Dalam perjalanan hidup, kita bersandar pada anugrah Tuhan hari demi hari. Dalam segala hal, baik hidup pribadi, apalagi pekerjaan Tuhan. Saya selalu ingat empat ayat, empat hal yang tertulis dalam Alkitab.

1. Anugrah Tuhan selalu cukup

“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.’ Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”

2 Korintus 12:9

Anugrah Tuhan tidak pernah kurang, selalu cukup. Berapapun keku-rangan kita, Tuhan cukupkan. Berapapun kelemahan kita, Tuhan cover. Biarlah kita terus menerus sadar akan hal ini. Anugrah Tuhan selalu cukup.

2. Anugrah Tuhan selalu baru

“Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”

Ratapan 3:22-23

Selalu baru rahmat Tuhan. Persoalan kita, pergumulan kita seringkali sama tahun demi tahun, masalah berlarut berpuluh-puluh tahun, tetapi anugrah Tuhan selalu baru. Anugrah Tuhan lebih besar dari kesulitan kita, anugrah Tuhan lebih banyak dari pergumulan kita.

Ada yang terus bergumul dengan pekerjaan, ada yang terus bergumul dengan penyakit, ada yang terus bergumul dengan orangtua. Pergumulan kita tahun demi tahun sama, tetapi anugrah Tuhan selalu baru.

3. Anugrah Tuhan tidak pernah habis

“Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”

Ratapan 3:22-23

Seperti satu mesin ATM yang dipakai oleh semua orang. Misal dalam satu rumah, satu ATM, semua anggota keluarga tahu PIN nya. Sebentar saja uang dalam ATM itu akan habis. Tapi bayangkan satu ATM yang dapat dipakai oleh begitu banyak orang percaya, tidak pernah habis. ATM itu terus dipakai, gesek, ambil, gesek lagi, ambil lagi, tidak habis-habis, ini yang dikatakan dalam Ratapan 3, “Anugrah Tuhan tidak pernah habis.” Kita bergumul, berdoa minta anugrah, bergumul lagi, berdoa minta anugrah lagi, Tuhan terus sediakan.

Martin Luther mengatakan, “Creatio ex nihilo. Tuhan mencipta dari tidak ada menjadi ada.” Maka Tuhan seringkali menjadikan hamba-hamba-Nya nihilo dulu, baru Tuhan pakai dia. Mungkin gereja juga ka-dang-kadang seperti itu. Sampai sudah nol baru Tuhan mulai isi, dan di situ kita mulai melihat kehebatan Tuhan, betapa hebatnya Tuhan.

4. Anugrah Tuhan indah pada waktu-Nya

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya…”

Pengkhotbah 3:11a

Mungkin sekarang kita tidak mengerti, “Kok begini ya?” Tidak apa. Sekarang kita belum mengerti, biarkan. Karena pengertian kita jika dibandingkan dengan pengertian Tuhan, pengertian kita begitu kecil.

Waktu Tuhan selalu lebih indah. Tuhan menjadikan indah pada waktu-Nya. Yang manusia lakukan adalah menjadikan rusak belum pada waktu-Nya. Itulah kita manusia, belum sampai pada waktu-Nya, sudah rusak. Tapi Tuhan menjadikan indah pada waktu-Nya. Betapa indahnya peker-jaan Tuhan.

Saudara sekalian, empat hal ini jangan pernah kita lupakan, inilah ke-baikan Tuhan, inilah belas kasihan Tuhan. Cukup, selalu baru, tidak pernah habis dan indah pada waktu-Nya. Inilah sifat anugrah yang Tuhan beri di dalam Firman-Nya. Amin.